soficita

Selasa, 16 April 2013

Aku : Orang Jawa yang Tak Tahu Jawa

Miris sekali dengan judulnya, orang Jawa yang tak tahu Jawa.

Beberapa waktu lalu, aku sempet ngobrol ngalor ngidul bareng sahabat Gin tentang pendidikan. Sebetulnya ini tema obrolan yang nggak ada habisnya. Carut marutnya pendidikan, dibahas, diurai, dipikirkan ataupun mau diapain juga begitu-begitu saja. Bahkan banyak banget hal yang sebetulnya ingin kutuliskan, nyatanya nggak jadi-jadi juga.

Suatu kali si mamang ini bercerita tentang hal yang membuatnya tertarik untuk dipelajari lebih mendalam. Katanya, dia banyak mengamati orang-orang tua. Kecerdasan orang jaman dulu dengan kini sangat jauh berbeda. Menurutnya lagi, dia sering terpesona dengan kemampuan orang-orang tua dalam melakukan pekerjaan, menganalisis, memperhitungkan sesuatu dan sebagainya. Padahal orang-orang tua tersebut tidak sekolah tinggi-tinggi. Menghitung kebutuhan bahan baku bangunan, ukuran dan biaya pembuatan rumah misalnya, tak perlu banyak waktu, hanya segini, segini, dan segini, ketemu totalnya. Tanpa corat caret, tanpa kalkulator, pokoknya tanpa alat bantu apapun dengan mudah diselesaikan. Padahal hanya lulusan SR (Sekolah Rakyat).

Memang, pengalaman pasti sangat berpengaruh. Tapi, bisa jadi memang proses pembelajaran jaman dulu juga memberikan pengaruh besar. Jaman dahulu, menulis di atas sabak dan setelah selesai pelajaran sabak dibersihkan. Bagaimana murid tetap bisa mengerti materi yang telah diajarkan. Coba tanyakan sama simbah-simbah jaman dulu bagaimana menghitung luas atau volume tabung? aku yakin mereka masih mengingatnya. Dan hal inilah yang menarik untuk dipelajari lebih mendalam. Kumpulkan saja cerita-cerita para orang tua tentang SR dan mungkin dapat banyak pelajaran.


Sanrusdi.

Aku memanggilnya Mbah Bau Rusdi. Beliau saat ini adalah orang tersepuh atau paling tua di dusun kami. Saat ini berumur 84 Tahun. Dipanggil mbah bau karena semasa mudanya menjabat sebagai kepala dusun (bau). Yang menarik dari simbah ini menurutku karena orangnya rame, seru, lucu. Demen mendongeng, meskipun cerita-ceritanya agak serem tapi selalu bikin penasaran. Maklum orang jaman dulu, banyak tirakatnya, banyak ilmunya dan banyak jimatnya. Dari cerita klenik, jaman perjuangan, jaman pki dan cerita-cerita tempat angker di dusun kami tentunya.

Saat pulang ke Cilacap kemarin, sempat ketemu di warung dan ngobrol-ngobrol dengan mbah Rusdi. Kondisi fisiknya memang sudah tak sekuat dulu tapi kalau soal ngobrol masih bersemangat dan antusias. Nah, inilah kesempatan untuk memeperoleh cerita sekolah jaman SR dulu.

Jaman SR dulu, tidak ada bapak guru, kita semua memanggil guru dengan sebutan ‘Ndoro’. Guru itu para priyayi. Pakaiannya, pakaian jawa dengan tapih kain jarik dengan wiron tatan. Lalu hal yang dipelajari selama tiga tahun di SR, mbah Rusdi cerita begini, kelas 1 dan 2 tidak pernah diajarkan menulis huruf latin (alphabet) melainkan menulis dengan aksara jawa dan belajar berhitung. Di kelas 3 baru diajarkan menulis dengan huruf latin.

Mbah Rusdi juga bercerita bagaimana anak-anak bersemangat di pagi hari memberihkan sabak dengan kain yang dibasahi. Bersih, dan siap untuk memperoleh pelajaran baru setiap harinya. Waow, lalu bagaimana anak-anak mengerti tentang pembelajaran jika tak ada lagi bahan atau banyaknya catatan. Mbah Rusdi hanya bilang, karena kita memahami apa yang ndoro ajarkan.

Mbah Rusdi Menulis Aksara Jawa
Mbah Rusdi Menulis Aksara Jawa

Hasil Tulisan Mbah Rusdi
Hasil Tulisan Mbah Rusdi

Terpesona aku sama tulisan rapi yang tak bisa kubaca itu. Miris. Aku, asli Jawa tak mengenal aksara Jawa. Asli Jawa belepotan ngomong bahasa Jawa kromo. Bukan hanya aku, masih banyak bahkan sangat banyak generasi muda Jawa yang tak mengerti Jawa. Hiyaaaaaaaaayyyyy… Olala, lalu bagaimana generasi Jawa mendatang?

cilacap | 8 mei 2012

Anak Indonesia

Kecil Mungil


Anak kecil
mungil
berkulit sedikit gelap
berambut ikal
tetap tampak manis
polosnya wajah anak-anak
gigi susunya habis dimakan gula-gula
dek lia namanya
anak pelosok jogja

sempat aku tanya
tentang tokoh-tokoh kesukaanya
si biri-biri shaun, kadal gurun,
beruang besar dan bodoh,
sikembar dari negeri tetangga,
itulah favoritnya

aku kembali bertanya
dek lia nggak suka unyil?
“Unyil itu siapa?” berbalik tanya

kalau mau bobo bapak sama ibu suka mendongeng?
“ndak pernah, kan nonton tivi sebelom bobo”

dek Lia hanya bagian dari anak-anak negeri kita.


Kota Kelahiran | Mei 2012

Jumat, 29 Maret 2013

Taman Baca Kami

Beberapa hari  ini taman baca kami ramai diserbu santri-santri Madrasah Diniyah masjid sebelah. Seneng rasanya, kalau anak-anak itu mulai kenalan sama buku-buku.

^_^
^_^

Mudah-mudahan ilmunya bermanfaat. Anak-anak jadi tambah pinter. Amin ^^

sophy
cilacap | 29 maret 2013

Kamis, 28 Maret 2013

Investasi Pendidikan

Tulisan ini di publish di blog pribadi admin soficita setahun lalu, karena request dari kawan tentang bagaimana pandangan saya terhadap investasi pendidikan maka tulisan ini di publish ulang. Dapat dilihat disini.

Begini, tulisan ini saya buat setelah mencuri dengar dengan tidak sengaja antara teman saya dengan temannya. Ah reweeehhh amat ya. Begini kisahnya.

Dua orang, yang satu itu sepertinya orangnya sangat antusias. Em… tepatnya apa ya? kok antusias sih. Kita sebut aja dia si A. Gini dia itu terinspirasi para motivator deh, semangat kerja, otaknya selalu penuh dengan planning-planning masa depan, bergairah, pokoknya orientasi pada kesuksesan. Keren juga kalau semangatnya selalu terjaga. Dan yang satu lagi yang kita sebut si B, dia pendengar yang baik dan selalu terkagum-kagum dengan bualan cerita planning masa depan dari si A yang betul-betul sempurna.

Ada topik yang buat aku jadi termenung dan berfikir lama. Jiahahaha, gaya sok mikir. Soalnya seru, tentang investasi pendidikan masa depan anak-anak. Begini ujarnya dengan semangat berapi-api “kalau sekarang minimal mesti menabung 2,5 juta perbulan untuk investasi pendidikan anak, jadi dia akan aman sampai saat di universitas nanti”

Pendidikan anak aman sampai universitas (Gambar milik Google)
(Gambar milik Google)

Gleeeeeeeeeek. Dueeeeerrrrr. Kaget habis itu ngikik-ngikik hihihihi.

Secara ketemu makanan tiga kali sehari dengan menu yang keren aja sudah syukur alhamdulillah yaaaa… masih sering ngangkring atau nongkrong di burjo dari pada makan ala cafe dan resto mahal (ketahuan, kalau belom jadi orang kaya raya yang bisa beli apa aja).

Menabung minimal 2,5 juta sebulan. Hm… untuk orang seperti aku, ya beratlah mesti korupsi dulu, tapi maaf saya bukan koruptor dan tak tertarik jadi koruptor. Semoga konsisten, Amin.

Aku dan sodara-sodaraku itu sarjana. Orang tuaku, sepengetahuanku baru punya rekening di Bank setelah Bapak pensiun PNS, untuk memudahkan ambil gaji pensiun. Maklum PNS golongan cilik, yang ada tiap bulan gaji minus untuk berbagai macam tagihan ini dan itu. Tapi kesungguhan orang tua dalam memprioritaskan pendidikan anak inilah mungkin yang membuat semua yang dalam hitungan itu tidak mungkin menjadi mungkin. Allah memang sayang banget sama kita kok.

Aku coba analisis, huahahaha! sok banget yaaaa…!

Perlukah investasi pendidikan minimal 2,5 juta untuk anak-anak kita di masa depan? Bagi yang punya duit ya tentu saja sangat boleh. Itu tanda sayang juga pada anak-anak dan bukti tanggung jawab kita untuk mendidik anak dengan baik. Iya, kan?

Lalu bagi yang tidak punya penghasilan besar, bagaimana? Tak usah takut. Optimis. Selama kita punya tekad kuat dan konsisten untuk pendidikan anak kita kelak, kupikir semua akan beres.

Investasi pendidikan yang paling baik adalah dengan cara memperkaya pengetahuan kita. Selalu rajin belajar. Persiapkan anak-anak kita menjadi pribadi yang berkarakter, kritis, kreatif dan mampu bersaing. Insya Allah kalau cuma untuk aman masuk universitas terkabul deh… Karena menurutku inti dari pendidikan adalah menghasilkan output yang aku sebut tadi. Bukan cuma sekolah aja yang bisa mencetaknya. Banyak sekolah alternatif yang bahkan lebih keren. So, mari kita belajar, belajar dan terus belajar.

sophy
Jogja | 1 Maret 2012

Rabu, 27 Maret 2013

Andai-Andai

di perempatan jalan
andai saja,
setiap orang kaya mengambil satu anak yang kurang beruntung
setiap orang yang lebih kaya mengambil dua anak yang kurang beruntung
setiap orang yang kaya sekali mengambil tiga anak yang kurang beruntung
setiap orang yang sangat kaya sekali mengambil empat, lima dan seterusnya anak yang kurang beruntung
memenuhi setiap kebutuhannya
tak akan ada istilah anak jalanan

di jalanan yang macet
andai saja dalam sekejap,
mobil-mobil berubah menjadi andong atau gerobak
sepeda motor yang jumlahnya ribuan berubah menjadi ontel
yang menyumbang emisi karbon dari kentut knalpotnya
tak akan sesak nafas ini


masih di jalanan yang macet
andai saja dalam sekejap,
pengendara sepeda motor bodoh yang jumlahnya makin banyak
yang jalan sambil smsan berubah jadi keledai
pemakai jalan yang sembrono tak tahu rambu-rambu berubah jadi kodok
pemakai jalan yang ngawur kebut-kebutan berubah jadi kura-kura
pasti tak terganggu lajuku

di pinggiran jalan
andai saja dalam sekejap,
gedung-gedung yang berderet berubah jadi pohon-pohon
pusat-pusat perbelanjaan berubah jadi taman yang asri dan hijau
pedagang kaki lima yang tak beraturan berubah jadi sungai-sungai kecil yang bersih dan bening
jalanan, tak akan sepanas ini

atau jika kesemua itu, terkendali laju tumbuhnya
ah seandainya

kaliurang
LS | 10 April 2012

Jujur : Butuh Keberanian BAJA



Tak perlu banyak ulasan, coba saja simak video dan renungkan. Menyedihkan sekali! Jujur itu adalah sesuatu yang sangat sulit diperjuangkan. Ini contoh dilingkungan SEKOLAH. Jadi wajar, kalau saya pribadi lebih sering protes tentang per-sekolah-an.

LS | cilacap maret 2013

Kamis, 14 Maret 2013

Kunjungan Peternakan Kambing (2)

Sebetulnya kegiatan ini sudah agak lama, namun karena adminnya sok sibuk jadi baru sempat di upload malam ini.

Ini adalah kunjungan adik-adik kecil soficita yang ke-2. Alhamdulillah, di desa kami ada peternakan kambing etawa. Jadi anak-anak bisa bermain sekaligus belajar disana. Sungguh menyenangkan lho! Kita bagi foto-fotonya saja yaaa...

Horrray!



Kambingnya Jinak ^^
Tanduknya besar
Bau Kambing hehe


Turun dari kandang
Sambil istirahat kita bermain origami

Jadilah burung kertas ^^

Dorrr!
Bawa bekal makan siang juga lho! alhamdulillah nikmat ^^



Petualangan yang menyenangkan. Adik-adik semua bergembira. Dan semua menunggu petualangan selanjutnya, tapi kemana lagi ya? Ada ide? Atau kalau mau gabung boleh lho...


LS | taman soficita