soficita

Kamis, 28 Maret 2013

Investasi Pendidikan

Tulisan ini di publish di blog pribadi admin soficita setahun lalu, karena request dari kawan tentang bagaimana pandangan saya terhadap investasi pendidikan maka tulisan ini di publish ulang. Dapat dilihat disini.

Begini, tulisan ini saya buat setelah mencuri dengar dengan tidak sengaja antara teman saya dengan temannya. Ah reweeehhh amat ya. Begini kisahnya.

Dua orang, yang satu itu sepertinya orangnya sangat antusias. Em… tepatnya apa ya? kok antusias sih. Kita sebut aja dia si A. Gini dia itu terinspirasi para motivator deh, semangat kerja, otaknya selalu penuh dengan planning-planning masa depan, bergairah, pokoknya orientasi pada kesuksesan. Keren juga kalau semangatnya selalu terjaga. Dan yang satu lagi yang kita sebut si B, dia pendengar yang baik dan selalu terkagum-kagum dengan bualan cerita planning masa depan dari si A yang betul-betul sempurna.

Ada topik yang buat aku jadi termenung dan berfikir lama. Jiahahaha, gaya sok mikir. Soalnya seru, tentang investasi pendidikan masa depan anak-anak. Begini ujarnya dengan semangat berapi-api “kalau sekarang minimal mesti menabung 2,5 juta perbulan untuk investasi pendidikan anak, jadi dia akan aman sampai saat di universitas nanti”

Pendidikan anak aman sampai universitas (Gambar milik Google)
(Gambar milik Google)

Gleeeeeeeeeek. Dueeeeerrrrr. Kaget habis itu ngikik-ngikik hihihihi.

Secara ketemu makanan tiga kali sehari dengan menu yang keren aja sudah syukur alhamdulillah yaaaa… masih sering ngangkring atau nongkrong di burjo dari pada makan ala cafe dan resto mahal (ketahuan, kalau belom jadi orang kaya raya yang bisa beli apa aja).

Menabung minimal 2,5 juta sebulan. Hm… untuk orang seperti aku, ya beratlah mesti korupsi dulu, tapi maaf saya bukan koruptor dan tak tertarik jadi koruptor. Semoga konsisten, Amin.

Aku dan sodara-sodaraku itu sarjana. Orang tuaku, sepengetahuanku baru punya rekening di Bank setelah Bapak pensiun PNS, untuk memudahkan ambil gaji pensiun. Maklum PNS golongan cilik, yang ada tiap bulan gaji minus untuk berbagai macam tagihan ini dan itu. Tapi kesungguhan orang tua dalam memprioritaskan pendidikan anak inilah mungkin yang membuat semua yang dalam hitungan itu tidak mungkin menjadi mungkin. Allah memang sayang banget sama kita kok.

Aku coba analisis, huahahaha! sok banget yaaaa…!

Perlukah investasi pendidikan minimal 2,5 juta untuk anak-anak kita di masa depan? Bagi yang punya duit ya tentu saja sangat boleh. Itu tanda sayang juga pada anak-anak dan bukti tanggung jawab kita untuk mendidik anak dengan baik. Iya, kan?

Lalu bagi yang tidak punya penghasilan besar, bagaimana? Tak usah takut. Optimis. Selama kita punya tekad kuat dan konsisten untuk pendidikan anak kita kelak, kupikir semua akan beres.

Investasi pendidikan yang paling baik adalah dengan cara memperkaya pengetahuan kita. Selalu rajin belajar. Persiapkan anak-anak kita menjadi pribadi yang berkarakter, kritis, kreatif dan mampu bersaing. Insya Allah kalau cuma untuk aman masuk universitas terkabul deh… Karena menurutku inti dari pendidikan adalah menghasilkan output yang aku sebut tadi. Bukan cuma sekolah aja yang bisa mencetaknya. Banyak sekolah alternatif yang bahkan lebih keren. So, mari kita belajar, belajar dan terus belajar.

sophy
Jogja | 1 Maret 2012

2 komentar:

  1. Tak usah takut. Optimis. Selama kita punya tekad kuat dan konsisten untuk pendidikan anak kita kelak, kupikir semua akan beres.

    BalasHapus